PIDATO POLITIK
KONFEDERASI PERGERAKAN RAKYAT INDONESIA
(KPRI)
Disampaikan pada Kongres Rakyat Lawan Penggusuran
15 Mei 2016
Pembangunan untuk Kesejahteraan Rakyat Miskin
Hidup Rakyat!
Adil, Setara, Sejahtera!
Kawan-kawan,
Kita semua adalah warga negara Indonesia. Undang-undang menjamin kita berkedudukan sama di mata hukum. Undang-undang menjamin rakyat miskin untuk mendapatkan hak setara dengan orang kaya dalam mencari penghidupan yang layak. Undang-undang menjamin hak rakyat miskin untuk tinggal di manapun juga di republik ini. Undang-undang menjamin hak rakyat miskin untuk didengar pendapatnya dalam pembangunan.
Kita datang ke Ibukota karena ingin mengadu nasib, memperoleh kehidupan yang lebih baik. Pembangunan yang tidak merata, yang tidak berpihak pada rakyat kecil, membuat tanah kelahiran kita menjadi gersang dari mata air rejeki. Kita mengemas harta kita yang tidak seberapa, memboyong serta anak-istri kita, demi menggapai kesejahteraan.
Tapi kawan-kawan,
Kita telah dikhianati. Di Ibukota ini, kita tetap menubruk sebuah tembok raksasa yang dinamakan pembangunan. Di tanah kelahiran, kita telah digusur oleh kemiskinan, oleh hampanya kesempatan ekonomi. Di Ibukota, kita menemui penggusuran dalam bentuk yang lebih nyata di depan mata, yang dihadiri oleh segenap alat kekerasan negara: tentara, polisi, Satpol PP; bahkan juga para preman, sesama orang miskin yang berkhianat demi mendapatkan recehan dari orang-orang kaya.
Kita telah dikhianati. Partai-partai politik, yang mengiming-imingi kita dengan selembar-dua lembar uang tiap pemilu, bungkam seribu bahasa terhadap nasib rakyat miskin Ibukota yang diseret dan ditendang keluar dari tempatnya berlindung dari hujan dan panas. Mereka bahkan tega menunggangi isu-isu penggusuran demi kepentingan politik mereka sendiri; mengatasnamakan rakyat miskin demi birahi kekuasaan mereka sendiri.
Kita telah dikhianati oleh pemerintah kota ini; pemerintah yang kita pilih agar melayani kepentingan kita, agar menyejahterakan kita. Sang Pelayan itu malah mengirim alat berat untuk meratakan pondasi di mana kita berjuang mendapatkan penghidupan di kota ini.
Kawan-kawan,
Kita mau tempat tinggal yang layak, kita ingin ada ruang hijau terbuka di mana anak-anak kita bisa bermain, kita senang sungai-sungai Jakarta bersih dari sampah. Kita akan turut berjibaku untuk mewujudkan Ibukota yang layak ditinggali. Yang kita tidak mau adalah jika pembangunan itu mengorbankan warga miskin!
Dan suara inilah yang dibungkam. Suara kita dibungkam di Musrenbang, Musyawarah Perencanaan Pembangunan hanyalah ajang sosialisasi proyek yang diputuskan oleh elit politik. Kita tidak diberi ruang untuk menyuarakan apa yang kita mau dari pembangunan itu.
Suara kita juga dibungkam di media massa. Kita difitnah sebagai orang-orang yang tidak tahu diri; pendatang yang mengotori kota, orang-orang malas bekerja, orang-orang malas belajar dan berusaha, bahkan sumber kriminalitas.
Tidak! Kita katakan: Tidak!
Kita akan buktikan bahwa rakyat miskin adalah rakyat yang giat, yang mau selalu belajar, yang hidup bersih, yang disiplin menjaga kenyamanan dan keamanan tempat tinggalnya, yang hidup dalam solidaritas. Kita akan hadiri tiap diskusi, kita akan hadiri tiap rapat, kita akan hadiri tiap kesempatan untuk membuat hidup kita lebih baik, membuat kota ini lebih nyaman dan membuktikan bahwa rakyat miskin adalah manusia mulia yang sangat layak menjadi warga Ibukota.
Oleh karena itu, Konfederasi Pergerakan Rakyat Indonesia menyerukan:
- Untuk jangka panjang: Mari bangun partai politik sendiri, partainya rakyat miskin, yang dipimpin oleh rakyat miskin sendiri; untuk belajar segala sesuatu tentang perundang-undangan, untuk belajar membuat undang-undang, untuk memenangkan pemilu agar dapat menjadikan segala peraturan di Ibukota berpihak pada kepentingan rakyat miskin;
- Untuk jangka menengah: Mari kita rebut Musrenbang, mari belajar berdiskusi dan berdebat, mari belajar menyusun program dan anggaran, mari belajar menata kota, dan mari kita menangkan proyek pembangunan pro rakyat miskin melalui saluran yang tersedia;
- Untuk perlawanan di depan mata: Mari kita satukan barisan dalam solidaritas, mari kita bergandeng tangan mengepung gedung parlemen kota dan gedung balaikota. Kita datang membawa solusi, dengan barisan yang rapi dan berdisiplin, dengan tekad kuat untuk menunjukkan bahwa kita adalah warga kota ini sama seperti mereka yang duduk di ruang-ruang ber-AC gedung-gedung pemerintah itu.
Kota untuk Rakyat Miskin!
Adil, Setara Sejahtera!
Hidup Rakyat!
Jakarta, 15 Mei 2016