Pembaca yang terhormat,
Dalam dua tahun ini, Indonesia akan menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu), baik untuk DPR maupun Presiden. Sementara di tahun 2017, ada 101 daerah baik tingkat provinsi, kabupaten maupun kota yang akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak. Namun di sisi lain, kita tahu bahwa berbagai prosesi tersebut sepertinya tidak akan berdampak besar kepada peningkatan kesejahteraan rakyat secara umum. Seluruh prosesi tersebut hanya akan dinikmati oleh partai-partai politik dan para elitnya serta jaringan oligarki. Sementara rakyat hanya dibutuhkan suaranya di berbagai prosesi tersebut, namun tidak lagi dibutuhkan ketika partai atau elit politik tersebut telah memenangkan prosesi itu.
Sayangnya, hingga saat ini tidak ada kekuatan politik progresif yang mampu menandingi partai-partai politik dan elitnya dalam memanfaatkan arena politik elektoral tersebut. Kegagalan untuk membangun kekuatan politik progresif untuk menandingi jaringan oligarki beberapa tahun belakangan ini membuat sebagian gerakan rakyat mengarahkan perjuangannya sebagai kelompok penekan atau bahkan menggunakan strategi politik diaspora. Namun cara ini pun tidak menghasilkan perkembangan yang berarti guna melawan kekuatan jaringan oligarki. Agenda perjuangan politik elektoral sepertinya masih menjadi agenda yang sangat relevan untuk dijalankan oleh gerakan rakyat untuk menandingi kekuatan jaringan oligarki. Gagasan untuk membangun kekuatan politik progresif tetap harus dijaga dan dijalankan oleh gerakan rakyat.
Karena itulah, BERGERAK kali ini akan membahas mengenai gagasan untuk membangun kekuatan politik progresif melalui partai politik alternatif, termasuk hambatan-hambatan yang selama ini dialami serta apa yang harus dilakukan oleh gerakan rakyat. BERGERAK kali ini juga dilengkapi artikel opini dari Iqra Anugerah, kandidat doktor Ilmu Politik di Northern Illinois University, dan juga resensi film dari Azhar Irfansyah, relawan LIPS.
Selamat membaca,
DAFTAR ISI
EDITORIAL
Melawan Perangkap Rezim Oligarki-Neoliberal di Arena Politik Elektoral
Delapan belas tahun lebih, sejak kejatuhan Soeharto, kesejahteraan dan demokrasi sejati hampir tidak pernah dirasakan oleh rakyat. Rezim oligarki-neoliberal beroperasi tanpa ada kekuatan politik progresif yang menandinginya. Perlawanan yang dilakukan oleh gerakan rakyat di lapangan (jalanan, pabrik, lahan, desa, kota) tidak berkembang menjadi kekuatan politik yang memiliki kapasitas menandingi negara dan memaksa perubahan sosial-politik dari luar. Untuk itu, intervensi terhadap perjuangan politik elektoral menjadi sangat penting untuk menandingi operasi rezim oligarki-neoliberal.
LAPORAN UTAMA
Konsolidasi Gerakan Sosial, Saatnya Rakyat Membangun Partai Politik Alternatif
Penyatuan visi perjuangan dalam membangun partai politik alternatif menjadi salah satu agenda terpenting bagi gerakan rakyat. Yang juga tak kalah penting adalah gagasan pembangunan partai politik alternatif tersebut juga didukung oleh seluruh elemen gerakan rakyat serta masyarakat secara umum. Untuk itu, menciptakan kesadaran mengenai pentingnya pembangunan partai politik alternatif merupakan agenda utama dari seluruh gerakan rakyat.
Partai Politik Alternatif dan Pemilu
Pembangunan partai politik alternatif tentunya sangat identik dengan Pemilu. Menjelang Pemilu 2019, geliat membangun partai politik alternatif juga mulai terlihat dilakukan oleh beberapa kelompok gerakan rakyat. Pembangunan partai politik alternatif ini sendiri merupakan salah satu jalan untuk mengkonsolidasikan kembali gerakan rakyat yang terpecah-pecah. Untuk itu, persatuan atau unifikasi antar gerakan rakyat demi membangun partai politik alternatif menjadi agenda terpenting dalam menghadapi Pemilu 2019.
LAPORAN UTAMA
Menakar Kemungkinan Membangun Partai Politik Alternatif
Wacana pembangunan partai politik alternatif dari gerakan rakyat ditujukan untuk melawan dominasi kekuatan oligarki di arena politik. Namun hingga saat ini, beberapa hambatan dalam membangun partai politik alternatif selalu ditemui oleh gerakan rakyat. Perlawanan yang terpecah-pecah dan tidak ada orientasinya untuk membangun partai politik alternatif menjadi salah satu penyebabnya, selain mengenai aturan legal-formal yang dirumuskan oleh rezim oligarki-neoliberal.
OPINI
Sejumlah Catatan Awal bagi Partai Politik Alternatif di Indonesia
Pembangunan partai politik alternatif di Asia, khususnya di Indonesia, memiliki tantangan yang berbeda dengan pembangunan partai politik alternatif di Amerika Serikat ataupun di Eropa. Salah satunya adalah tingkat represifitas rezim birokratik-otoriter di Asia masih cenderung tinggi serta kelembagaan pemilu dan sistem kepartaian di Asia yang cenderung kurang terinstitusionalisasi. Namun yang lebih penting dari pada itu adalah masih pentingnya untuk membangun aliansi multi-sektoral dengan gerakan-gerakan sosial lainnya guna membangun partai politik alternatif.
RESENSI
Pekerja Perempuan di Pabrik dan Serikatnya Laki-laki
Di dalam film North Country maupun Made in Dagenham, buruh perempuan merupakan minoritas di pabrik dan serikatnya. Di dalam pabrik, Buruh perempuan keterampilannya dianggap lebih rendah sehingga layak mendapat upah yang lebih rendah pula. Namun di lain pihak, kadang serikat tak mau tahu perkara-perkara yang harus dihadapi perempuan yang secara biologis berbeda dari laki-laki. Jika dalam keadaan mayoritas pun buruh perempuan kerap tersisih dari posisi memimpin, dalam keadaan minoritas buruh perempuan kerap dihambat oleh serikatnya sendiri.
Untuk membaca buletin BERGERAK, silakan klik link di bawah iniĀ